Pengertian Berpikir
Berpikir
adalah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan-hubungan sesuatu hingga menjadi suatu pengetahuan. Berpikir bisa juga diartikan sebagai
suatu proses dialektis, artinya selama kita berpikir, pikiran kita mengadakan
tanya jawab dengan pikiran
kita untuk meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kita itu dengan
tepat. Pertanyaan itulah yang
memberi arah kepada fikiran kita. Atau suatu kegiatan mental yang membuat otak kita bekerja.
Contoh: seorang siswa mendapatkan tugas dari gurunya untuk memecahkan masalah
seperti terlihat di bawah ini. Ada beberapa buah titik dengan susunan sebagai
tergambar berikut ini
. . .
. . .
. . .
Tugas siswa adalah
menghubungkan kesembilan titik tersebut dengan empat buah garis,dan dalam
membuat garis tersebut siswa tidak boleh mengangkat alas yang digunakannya.Dalam
menghadapi tugas tersebut siswa berusaha sejauh kemampuan yang ada padanya
untuk menyelesaikan tugas itu dengan kata lain siswa mulai berfikir dan mulai memecahkan masalah yang
dihadapinya. Apa sebenarnya
berpikir itu? Dari contoh tersebut dapat dikemukakan bahwa pada diri siswa
terdapat aktivitas mental,
aktivitas kognitif yang berwujud
mengolah atau memanipulasi informasi dari lingkungan
dengan simbol-simbol atau materi-materi yang disimpan dalam ingatannya,
khususnya yang ada dalam long term memory.
Si siswa
mengaitkan pengertian satu dengan pengertian lain
serta kemungkinan-kemungkinan yang ada, sehingga mendapatkan pemecahan masalahnya.
B. Proses
Berpikir
Simbol-simbol yang digunakan dalam
berfikir pada umumnya adalah berupa kata-kata atau bahasa. Karena itu sering
dikemukakan bahwa bahasa dan berfikir mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa
manusia dapat menciptakan ratusan
bahkan ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia
dapat berpikir dengan begitu sempurna. Apabila dibandingkan dengan makhluk
lain, sekalipun bahasa merupakan alat yang cukup ampuh dalam proses berpikir,
namun bahasa bukan satu-satunya alat yang dapat digunakan dalam proses
berpikir. Sebab masih ada lagi yang dapat digunakan yaitu bayangan atau gambaran.
Untuk menjelaskan hal ini diberikan contoh sebagai berikut: bayangkan bahwa anda berada di suatu tempat di
sudut kota misalnya Bulaksumur, dan anda diminta datang ke kraton. Dalam kaitan
ini anda akan menggunakan gambaran atau bayangan kota Yogyakarta. Khususnya
yang berkaitan dengan Bulaksumur dan kraton dan menentukan jalan-jalan mana
saja yang akan ditempuh untuk berangkat dari Bulaksumur sampai di kraton. Jadi
disini kita menggunakan gambaran dan tayangan yang merupakan visual map atau
juga disebut cognitive map yang memberi gambaran yang dihadapi.
Walaupun berpikir dapat menggunakan
gambaran-gambaran atau bayangan-bayangan.
Namun sebagian besar
dalam berpikir orang menggunakan bahasa dengan segala ketentuan-ketentuannya
karena bahasa merupakan alat yang penting dalam berpikir. Maka sering
dikemukakan bila seorang itu berpikir, orang itu bicara dengan dirinya sendiri.
Proses-proses manakah yang dilalui
selama kita berpikir? Diantara proses yang dilalui adalah:
1. Pembentukan pengertian,
artinya dari satu masalah, pikiran kita membuang ciri-ciri tambahan yang
membingungkan, misalnya hal yang menghambat pada diri kita untuk berpikir
sehingga tinggal ciri-ciri yang tipis (yang tidak harus ada pada masalah ini).
2. Pembentukan pendapat, artinya pikiran
kita menghubungkan atau menceraikan beberapa pengertian yang menjadi tanda khas
dari masalah itu.
3. Pembentukan keputusan, artinya pikiran
kita menggabungkan pendapat-pendapat tersebut.
4. Pembentukan kesimpulan, artinya pikiran
kita menarik keputusan dari keputusan-keputusan yang lain.
Proses pertama
dalam berpikir ialah:
a.
pembentukan
pengertian. Apa
yang harus diingat diwaktu pembentukan pengertian? Yang harus diingat dalam pembentukan
pengertian adalah:
1)
Pengertian
itu harus mempunyai isi yang tepat.
2)
Kalau
perlu pembentukan pengertian harus dibantu dengan hal-hal yang nyata.
b.
Apa yang dimaksud pengertian? Pengertian
adalah suatu alat pembantu berpikir untuk mendapatkan pandangan yang kongkrit
dari kenyataan-kenyataan.
Dan proses selanjutnya di dalam berpikir ialah: pembentukan keputusan, ada beberapa pembentukan proses di dalam berpikir:
Dan proses selanjutnya di dalam berpikir ialah: pembentukan keputusan, ada beberapa pembentukan proses di dalam berpikir:
a) Keputusan dari pengalaman-pengalaman.
Misalnya: Kemarin paman
duduk di kursi panjang.
b)
Keputusan
dari tanggapan-tanggapan.
Misalnya: Anjing kami
menggigit seorang kusir, sepeda saya sudah tua.
c) Keputusan dari pengertian-pengertian.
Misalnya: Bunga itu
indah.
Proses
selanjutnya dalam berpikir adalah menarik kesimpulan. Ada tiga macam kesimpulan dalam teori
berpikir:
a) Kesimpulan induksi adalah kesimpulan yang
ditarik dari keputusan-keputusan yang khusus untuk mendapatkan yang umum. Contoh: Besi kalau
dipanaskan akan memuai. Tembaga
kalau dipanaskan akan memuai.
Loyang
kalau dipanaskan akan memuai.
Kesimpulannya, semua logam
memuai kalau dipanaskan.
b) Kesimpulan deduksi adalah kesimpulan
yang ditarik dari keputusan yang umum untuk mendapatkan keputusan yang khusus. Misalnya: Semua manusia
mesti mati.
Karta manusia Karta
mesti mati.
·
Keputusan
yang bersifat umum (semua manusia mati)
·
Keputusan
khusus dari mayor (Karta manusia) kita sebut minor, mayor dan minor kita sebut
premis.
c) Kesimpulan analog ialah
kesimpulan yang sama sebab analog dari kata an (= tidak) dan a (= benar). Jadi
analogi berarti benar, atau sama. Analogi
adalah kesimpulan yang ditarik dengan jalan membandingkan situasi yang satu
dengan situasi yang lain yang telah kita kenal. Tetapi biasanya pengenalan kita
kepada situasi. Pembanding itu kurang teliti, maka kesimpulan analogi ini
biasanya kurang benar.
Misalnya lagi si Adam nakal, si Badu adik si Adam juga nakal, tentu si
Charli adik si Badu nakal juga. Adakah itu suatu kesimpulan? Iya, sebab suatu kesimpulan analogi, menyamaratakan hal
yang sering terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Bimo, Walgito. 2002. Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta: Andi.
Sujanto, Agus. 2003. Psikologi Umum. Surabaya:
Bumi Aksara.
Wirawan, Sarwono.
Sarlit. 1976. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
0 komentar:
Posting Komentar