- GEJALA KEMAUAN
- Gejala Kemauan Pada Manusia.
Gejala kemauan (will) adalah gejala hasrat yang berpusat
pada kerohanian/kejiwaan dan hanya terdapat pada manusia. Kemauan adalah
dorongan dari dalam yang lebih tinggi tingkatannya daripada instink, refleks,
automatisme, kebiasaan, nafsu, kaeinginan, kecenderungan, hawa nafsu dan
merupakan dorongan dari dalam yang sadar, berdasarkan pertimbangan pikir dan
perasaan, serta seluruh pribadi seseorang yang menimbulkan kegiatan yang
terarah pada tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan
hidup pribadinya.
Ciri-ciri kemauan:
ü Merupakan dorongan
dari dalam yang dimiliki oleh manusia, karena kemauan merupakan dorongan yang
didasari dan dipertimbangkan dan tidak pula menimbulkan gerak instink dan
refleks.
ü Berhubungan erat
dengan satu tujuan dan menghendaki adanya aktivitas pelaksanaan. Kemauan
mendorong timbulnya perhatian/minat-minat, mendorong gerak aktivitas ke arah
tercapainya suatu tujuan.
ü Sebagai pendorong
timbulnya perbuatan kemauan didasarkan atas berbagai pertimbangan dan terdapat
kesejalanan antara dorongan kemauan -- pikiran – perasaan – tujuan dan
tindakan.
ü Pribadi mempunyai
peranan menentukan di dalam pernyataan gejala kemauan.
ü Terkandung sifat
aktif atau giat (timbul dorongan = timbul tujuan).
ü Diikuti
aktivitas/perbuatan kemauan yang merupakan tindakan yang disengaja dan terarah
pada tercapainya suatu tujuan. Darongan kemauan penyebab timbulnya kebulatan
hati.
- Proses Kemauan
a) Menurut Meuman.
1)
Adanya motive
(alasan)
Adanya hubungan yang erat antara alasan berbuat (motive)
dan tujuan (incentive).
Tujuan (incentive):
ü
Merupakan hal yang tidak boleh tidak harus ada dalam
perbuatan yang berdasarkan alasan tertentu.
ü
Merupakan titik arah yang akan dicapai oleh kegiatan yang
beralasan.
ü
Dianggap bernilai bagi seseorang maka tujuan ingin
dicapai dengan cara yang mudah.
Hal ini tergantung dari:
·
Kematangan (maturation)
·
Pengalaman-pengalaman.
·
Latihan (kecakapan yang terlatih)
·
Kemajuan/kemampuan-kemampuan yang diperoleh dari belajar.
ü
Berhubungan erat dengan kebutuhan dan kebutuhan menuntut
kepuasan maka harus ada obyek, misalnya: lapar, ingin makan makanan (obyek).
Asal
mula timbulnya motive:
o
Motive yang dibawa sejak lahir, misalnya: motive untuk makan,
minum dan sebagainya.
o
Motive yang ditanamkan dengan sengaja, misalnya:
kebersihan, kesehatan, kesopanan.
Fungsi
motive:
o
Berfungsi sebagai penyeleksi perbuatan manusia.
o
Menuju ke arah tujuan
o
Sebagai pendorong manusia agar terpenuhi kebutuhannya.
o
Segala tingkah laku yang bertujuan berpangkal pada
motive.
Sifat-sifat
motive:
o
Bersifat tetap (tidak berubah) dan selamanya tetap ada,
hanya cara pelaksanaannya yang berbeda,
misalnya: motive bergaul.
o
Bersifat subyektif
Alasan dari suatu perbuatan selalu berhubungan erat
dengan pribadi yang mempunyai alasan itu.
Macam-macam
motive:
o
Bersifat vital, yaitu yang berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan organis, misalnya: makan, minum.
o Bersifat rohaniah,
yaitu yang berhubungan dengan dunia luar, misalnya: berhubungan sesama manusia,
dengan lingkungannya.
Saat mempertimbangkan motive-motive maka akan timbul
pertentangan di dalamnya, dikarenakan manusia tidak dapat melayani berbagai
motive sekaligus. Motive yang akan ditentukan sebagai alasan dari perbuatan
yang akan dijelaskan, masa ini merupakan saat persiapan (preparation) untuk
melakukan perbuatan. Dalam masa persiapan ini segala sesuatu dipertimbangkan
dan orang mulai mengukur kemungkinan-kemungkinan yang akan ditempuh yang
berhubungan dengan berbagai factor yakni:
ü
Hal-hal di luar dirinya, seperti: dapat tidaknya tujuan
itu dicapai.
ü
Hal-hal yang ada pada dirinya sendiri, seperti: kemampuan
kecakapan, pengalaman dan sebagainya.
Saat pertentangan motive sering timbul ketegangan batin
yang memaksa orang harus berfikir baik-baik, mempertimbangkan dan orang itu
tidak terlepas dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dihayati pada saat
tersebut.
3)
Saat memilih
Yaitu menentukan salah satu diantara banyak hal yang
mempunyai arti bagi pemilih. Makin tinggi nilai tujuan yang akan dicapai, makin
sungguh-sungguh dan makin lama dalam menentukan pilihan. Memilih adalah suatu
perbuatan yang aktif, terutama aktivitas jiwa yang dilakukan setelah
pertimbangan-pertimbangan motive dilakukan sebaik-baiknya dengan mengingat
kemungkinan terkesannya suatu tujuan.
Kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi dalam pemilihan:
·
Apabila objeknya mengandung hal-hal yang
positif/menguntungkan maka pemilih dengan tegas menentukan: ya, setuju.
·
Apabila objeknya mengandung hal-hal yang
negative/merugikan maka pemilih menentukan: tidak, ditolak, tak dipilih.
·
Apabila objeknya mengandung hal-hal positif dan negative
maka pemilih akan ragu-ragu dan perlu mempertimbangkan.
·
Alternatif, pemilihan antara kedua kemungkinan yang harus
dipilih salah satu karena dalam keadaan terpaksa.
·
Dilemma, yaitu pilihan yang sama berat dan sama sulitnya
dalam memilih salah satu.
4)
Memutuskan
Merupakan langkah terakhir setelah pertimbangan motive
dan pertimbangan pemilihan berlangsung. Proses memutuskan pilihan keputusan
yang diambil tidak hanya akan berpengaruh
pada dirinya sendiri, tetapi juga pada kehidupan manusia lainnya.
Keputusan akan diikuti tindakan-tindakan nyata yang bertanggung jawab. Setelah
segala pertimbangan dilakukan, keputusan kemauan diambil berdasarkan
pertimbangan yang terkuat.
5)
Melaksanakan keputusan kemauan
Keputusan kemauan diiringi dengan tindakan kemauan. Berakhirnya
proses kemauan apabila keputusan kemauan sudah dilaksanakan.
a.
Keputusan kata
hati.
Yaitu
keputusan yang timbul dari lubuk hati seseorang dan mempunyai arti penting bagi
pribadinya.
Cirri-cirinya:
o
Bersifat
subjektif dan individual, yaitu keputusan hanya sesuai dengan pribadinya saja.
o
Bersifat kongkrit, yaitu keputusan diambil dalam situasi
tertentu pada saat itu.
o
Bertalian rapat dengan hidup pribadi seseorang, yaitu
keputusan yang paling cocok baginya dengan mempertaruhkan seluruh pribadinya.
b.
Kemauan
perbuatan kemauan bertanggung jawab.
Ciri-cirinya:
·
Secara kodrati sejak lahir sudah ada hasrat untuk hidup
·
Hasrat bermacam-macam, tetapi kesemuanya mengarah kepada
tercapainya tujuan guna menjaga hidupnya.
·
Hasrat menggerakkan daya pikir dan pribadi lalu
dipertimbangkanlah dan kemungkinan-kemungkinan tercapainya tujuan itu.
·
Adanya pertimbangan sebelum terbentuknya keputusan
kemauan.
·
Suatu ketika atas segala pertimbangan, keputusan diambil.
·
Keputusan
kemauan disertai perbuatan kemauan yang bertanggung jawab.
c.
Kemungkinan-kemungkinan
perbuatan
Hubungan
antara perbuatan dan rasa tanggung jawab , yaitu:
ü
Perasaan puas,
yaitu tujuan yang tercapai dengan hasil baik.
ü
Perasaan tidak puas, yaitu tujuan yang tidak tercapai.
ü
Kemungkinan positif, yaitu mengingat kembali pertimbangan
dan keputusan yang telah ditempuh yang tujuannya sebagai pelajaran untuk
melangkah ke depan.
ü
Kemungkinan negative, yaitu tidak mengingat kembali dari
pengalaman yang lalu sehingga batin menjadi kalut dan putus asa.
b) Proses
kemauan menurut Arcis Ach.
Yaitu semua kemauan memperlihatkan empat saat:
Saat penerimaan :
pada saat seseorang menerima kesan-kesan, seperti mengerutkan kening.
Saat objektif:
pada saat seseorang sadar akan peristiwa dalam jiwanya.
Saat actual: pada
saat seseorang menunjukkan pikirannya pada suatu arah tertentu dan seolah-olah
merasakan perbuatan yang akan datang.
Saat
subjektif: pada saat seseorang mengambil keputusan.
Contoh kuat tidaknya
kemauan:
ü
Orang yang
berkemauan keras, yaitu orang yang gigih dan tidak mudah putus asa dalam
mencapai tujuannya.
ü
Orang yang berkemauan lemah, yaitu orang yang mudah putus
asa dalam mencapai tujuannya.
B.
KEBEBASAN
KEMAUAN
1. Hal-hal yang
mempengaruhi kemauan:
v
Keadaan fisik, yaitu sanggup tidaknya melaksanakan
keputusan kemauan.
v
Keadaan materi, yaitu bahan-bahan, syarat-syarat,
alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan keputusan kemauan.
v
Keadaan psikis, yaitu kondisi jiwa dan mental dalam
melaksanakan keputusan kemauan.
v
Keadaan mileu (lingkungan), yaitu bias tidaknya keputusan
kemauan dilaksanakan dalam lingkungan tertentu.
v
Kata hati (consciensia), merupakan peranan yang penting
dan imbangan pelaksanaan keputusan.
2.
Kebebasan
kemauan:
a.
Teori
determinisme (determine = menentukan)
Teori ini berpendapat:
à Kebebesan kemauan
tidak mungkin ada, semua kejadian termasuk kemauan manusia sudah tertentu dan
terjadinya berdasarkan sebab akibat.
à Semua peristiwa di dunia berlaku menurut
rumus-rumus yang telah ada.
à Manusia terbatas
dalam menentukan kebebasan kemauan, dibatasi oleh dasar pembawaan maupun oleh
keadaan.
à Pendidikan adalah
sesuatu yang tidak mungkin, paling tinggi orang hanya memberi latihan-latihan
kepada anak-anak untuk menghindarkan dari perbuatan yang tidak baik.
b.
Teori
in-determinisme
Teori membicarakan mengenai, antara lain:
o
Kebenarannya
tidak dapat dipertahankan
o
Manusia hidup
bebas berdasar kemauannya.
o
Pengaruh hukum merupakan sebab akibat dari perbuatan
manusia.
3. Kebebasan kemauan
dan batas-batasnya:
ü
Tidak dapat mengubah difat-difat tubuhnya, tidak dapat
mengubah tingkat inteligensi yang dimiliki manusia.
ü Ada
batas diluar manusia sendiri.
Dengan
modal kemauan yang kuat orang dapat memilih jalan yang sebaik-baiknya untuk
dilalui. Dengan niat dan
diikuti tindakan usaha yang baik, mudah-mudahan Tuhan mengabulkan. Demikianlah
bunyi pepatah: “Usaha menjalani, nasib menyudahi”. Tentang nasibnya hanya di
tangan Tuhan Yang Maha Esa.
0 komentar:
Posting Komentar