A. Pembagian
Perasaan
Jiwa
manusia merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi atas
bagian-bagian yang berdiri sendiri. Untuk memudahkan peninjauan, telah dicoba
membagi perasaan yang satu dengan yang lain mempunyai hubungan yang erat
digolongkan menjadi satu, sebenarnya ada bermacam-macam pembagian perasaan, dan
pembagian yang umum dipakai ialah :
1.
Perasaan
Jasmani
1)
Perasaan
Penginderaan
2)
Perasaan
Biologis
2.
Perasaan
rohani (kejiwaan)
1)
Perasaan
Ke-Tuhanan
2)
Perasaan
Kesusilaan
3)
Perasaan
Sosial
4)
Perasaan
Keindahan
5)
Perasaan
Harga diri
6)
Perasaan
Intelek
Penjelasan:
1.
Perasaan
Kewiyasaan, sering disebut perasaan jasmaniah dan perasaan biologi. Perasaan
ini berhubungan erat dengan kejasmanian dan fungsi-fungsi hidup yang lain. Yang
termasuk dalam perasaan biologis ini antara lain:
ü Perasaan yang berhubungan dengan
penglihatan, pengecapan, bau, panas, dingin, kasar, halus, dan sebagainya.
ü Perasaan yang berhubungan dengan
pencernaan makan, peredaran darah, sakit, letih, dan sebagainya.
ü Perasaan yang berhubungan dengan
instink, makan, lapar, takut, dan sebagainya.
2.
Perasaan
Kejiwaan, disebut juga perasaan rohaniah, karena berhubungan erat dengan
hal-hal yang bersifat kerohanian/kejiwaan. Sebab itu perasaan ini sering
disebut juga perasaan luhur atau tinggi. Yang termasuk perasaan kejiwaan ialah:
1)
Perasaan
Ke-Tuhanan
Yaitu
perasaan kejiwaan yang tertinggi pada manusia. Perbuatan manusia yang luhur dan
suci berpusat pada rasa ke-Tuhanan ini. Ilham dan inspirasi diperoleh adanya
rasa ke-Tuhanan.
Perasaan
ke-Tuhanan ialah perasaan yang timbul dalam mengetahui adanya Tuhan. Misalnya,
orang akan merasa bahagia, kalau ia merasai, bahwa Tuhan selalu melindungi dan
dekat padanya. Sebaliknya, orang akan selalu cemas, kalu ia mengetahui adanya
Tuhan, tetapi ia sering berbuat tidak sesuai dengan ajaran-ajaranNya.
Tiap-tiap
manusia mempunyai benih perasaan ke-Tuhanan yang meliputi perasaan yakin akan
adanya Tuhan, percaya atas sifat-sifat Tuhan yang serba sempurna, percaya atas
segala kekuasaan Tuhan, percaya dan taat kepada Tuhan beserta hukum-hukum-Nya,
sehingga segala perbuatan dan usaha di dunia dapat menjiwai pula
persiapan-persiapan hidup di dunia sana (akhirat).
Perasaan
ke-Tuhanan membawa rasa takut melanggar hukum Tuhan, takut berdosa, merasa
kecil dalam menyaksikan ciptaan dan kodrat Tuhan, yang akhirnya hormat terhadap
keagungan Tuhan dan mengagungkan Tuhan.
2)
Perasaan Kesusilaan (Ethis)
Kesusilaan ialah segala sesuatu yang
berhubungan dengan penghayatan kita terhadap hal-hal baik dan buruk, yang benar
dan yang salah.
Dalam menghayati sesuatu dapat timbul
perasaan kesusilaan yang positif, yakni perasaan yang timbul karena menyaksikan
perbuatan yang baik, dan perasaan kesusilaan negatif, yakni perasaan yang
timbul karena menyaksikan perbuatan buruk.
Dalam kelakuan perbuatan ada kemungkinan
timbul perasaan yang positif dan negatif, artinya perbuatan kebajikan akan
membawa perasaan senang, puas dan sebagainya. Dan perbuatan jahat menimbulkan
perasaan salah atau berdosa.
Perasaan kesusilaan berhubungan erat dengan
perbuatan kesusilaan. Perbuatan kesusilaan tidak terjadi karena spontanitas
atau hasil berpikir saja, melainkan berhubungan erat dengan segi-segi
kerohanian yang lain, misalnya: perhatian, motif-motif, dan pandangan hidup,
kesadaran akan hak dan kewajiban dalam masyarakat, norma-norma, hidup yang
dihayati, akhlah, dan sebagainya.
3)
Perasaan Sosial (Perasaan Kemasyarakatan)
Perasaan sosial ialah, perasaan yang timbul
karena melihat keadaan masyarakat. Perasaan ini berhubungan dengan bagaimana
pendapat kita terhadap sesama manusia, di mana tanggapan sesama akan menimbulkan
perasaan kemasyarakatan. Misalnya, ada orang yang acuh tak acuh, meskipun ia
mengetahui masyarakatnya rusak atau mundur. Ada pula orang yang baru melihat
keadaan masyarakat, ia sudah merasa berkewajiban.
Orang yang terlalu tebal perasaannya terhadap
masyarakat disebut orang altruis, dan
yang terlalu memusatkan perasaannya kepada diri sendiri, disebut egois.
Dalam kemasyarakatan terdapat berbagai corak
dan bentuk hubungan sosial, terdapat berbagai ragam adat dan kebiasaan. Dalam
tata kehidupan masyarakat timbul interaksi (hubungan saling pengaruh) antar
anggota masyarakat. Hubungan saling pengaruh ini menimbulkan berbagai reaksi
psikis, diantaranya perasaan sosial, umpamanya: kasih sayang, benci,
bersahabat, permusuhan, dengki, dendam, iri, cinta, dan sebagainya.
Jenis-jenis perasaan yang berhubungan dengan
perasaan sosial ialah:
a)
Simpati
: se-perasaan terhadap seseorang.
b)
Perasaan
sosial : perasaan yang mengenai masyarakat.
c)
Egoisme
: paham kesusilaan yang mementingkan diri sendiri.
d) Altruisme : paham kesusilaan yang banyak
mementingkan ikut serta merasakan kepentingan orang banyak.
e)
Perasaan
kebangsaan : perasaan cinta terhadap bangsanya.
f)
Chauvinisme
: paham kesusilaan yang membanggakan bangsa sendiri secara berlebih-lebihan.
4)
Perasaan Keindahan (Aesthetis)
Perasaan
keindahan yaitu perasaan yang menyertai atau yang timbul karena seseorang
menghayati sesuatu yang indah atau tidak indah.
Pendapat
tentang bagus tidaknya sesuatu itu bersifat subjektif. Kerap kali apa yang
terasa indah bagi seseorang, mungkin bagi orang lain terasa buruk. Sebuah lagu
seriosa bagi si A terasa sangat indah, sedang bagi si B belum tentu demikian.
Dari contoh di atas dikatakan bahwa cita rasa mereka tidak sama. Cita rasa
ialah semacam ukuran yang kita pergunakan sewaktu menaggapi sesuatu yang bagus
atau jelek.
Perasaan keindahan ini ada 2 macam, yaitu:
ü
Negatif
Perasaan keindahan yang
negatif ialah perasaan yang timbul kalau kita mengindera sesuatu yang buruk.
ü
Positif
Perasaan keindahan yang
positif ialah perasaan keindahan yang timbul kalu kita mengindera sesuatu yang
baik
Perasaan ini tentu saja tidak sama dengan seniman. Dan
perasaan ini dipengaruhi oleh :
-
Umur
dan jenis kelamin
-
Jiwa
(bakat) seseorang
-
Jiwa
bangsa
-
Tingkat
kebudayaan, dll
5)
Perasaan Harga diri
Perasaan
harga diri ialah perasaan yang ada pada seseorang tentang harga dirinya
sendiri. Perasaan ini timbul jika kita menyadari berharga atau tidaknya diri
kita. Ada orang yang merasa dirinya tidak berguna dapat berbuat sesuatu.
Perasaan semacam ini termasuk perasaan harga diri.
Macam-macam
perasaan harga diri :
a.
Perasaan
harga diri positif
Perasaan ini timbul
apabila kita merasa dapat melakukan sesuatu atau kita puas terhadap sesuatu
keadaan.
b.
Perasaan
harga diri negatif
Perasaan ini timbul
kalau seseorang merasa tidak mampu melakukan sesuatu, merasa kurang, merasa
lebih rendah dari yang terlalu negatif (interior), dapat menimbulkan sifat
pemalu, ragu-ragu, merasa dirinya kecil, rendah hati, gelisah, segan, kecil
hati, dan sebagainya.
c.
Perasaan
harga diri kurang
Perasaan ini timbul
kalau seseorang merasa dirinya kurang berharga daripada orang lain karena
berbagai sebab.
6)
Perasaan Intelek
Perasaan
intelektual adalah perasaan yang bersangkutan dengan kesanggupan intelek (fikiran)
dalam menyelesaikan problem-problem yang dihadapi.
Perasaan ini timbul sewaktu kita menghadapi
pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan akal. Perasaan intelek ini
ada yang berupa perasaan suka, yakni apabila kita dapat menemukan penyelesaian tentang
kesulitan yang dihadapi. Disamping itu ada perasaan tidak suka, yakni kalau
kita tidak dapat menyelesaikan soal-soal yang kita hadapi. Perasaan intelektual
ini dapat memberi dorongan-dorongan untuk tekun mengadakan penelitian dan
memperkuat dorongan-dorongan ke arah ilmu pengetahuan.
0 komentar:
Posting Komentar