Laman

Jumat, 19 Oktober 2012

Gejala Rasa dan Hubungannya dengan Jasmani


A.    GANGGUAN PERASAAN
Orang- orang yang normal perasaannya bergerak diantara senang dan tidak senang.
Perasaan sangat dipengaruhi oleh keadaan luar seperti pengalaman hidup yang yang pahit, keadaan sosial ekonomi yang buruk, dsb. Sebaliknya hidup dibentuk oleh perasaan. Jadi ada hubungan timbal balik antara perasaan dan pengalaman hidup.
Macam-macam gangguan perasaan :
a)      Melancholia atau depresi
Perasaan ini mempunyai ciri negatif, misalnya selalu murung, muram, susah, melihat dunia luar dengan kegelapan. Kejadian-kejadian di luar yang menggembirakan tidak membawa perubahan apa-apa pada perasaannya. Perasaan melancholia kerap kali bersumber pada perasaan takut dan tidak tahu jalan keluarnya. Karena itu besar kemungkinannya perasaan melancholia berakibat adanya peristiwa bunuh diri.
b)      Maniso
Orang yang menderita maniso mempunyai ciri-ciri terlalu lincah dan seolah-olah tidak pernah mengenal kesulitan. Jalan pikiran penderita maniso kabur dan terputus-putus. Pengalaman hidup yang pahit/pedih menimbulkan reaksi semacam, dan dipandang sebagai cara melindungi diri dari peristiwa-pwristiwa yang tidak menyenangkan. Dia tertawa-tawa, tetapi tertawanya hambar dan kadang-kadang sinis.
c)      Apathesia
Penderita hampir-hampir atau sama sekalitidak menunjukkan perasaannya. Perasaannya sudah tumpul sama sekali. Penderita tidak peduli terhadap keadaan-keadaan di luar, apakah keadaan itu menyenangkan atau menyedihkan, tetap tidak akan menggerakkan pada jiwanya. Penderita semacam ini biasanya acuh tak acuh terhadap semua situasi yang terjadi di sekitarnya.

B.     HUBUNGAN PERASAAN DENGAN JASMANI
Di awal telah dikatakan bahwa gejala perasaan tidak berdiri sendiri, melainkan bersangkut paut dengan gejala-gejala jiwa yang lain bahkan perasaan dengan keadaan tubuh ini memang tidak dapat disangsikan.
Contoh :
Kalau ada orang bercakap-cakap biasanya disertai dengan gerakan tangan. Gerakan ini tidak lain dari ungkapan perasaan untuk memperjelas apa yang dikatakannya.
Dari contoh di atas jelaslah bahwa ada hubungan antara gejala emosi dengan keadaan tubuh. Hubungan ini tidak hanya merupakan pengaruh searah, melainkan benar-benar ada hubungan timbal balik.
Keadaan tubuh dapat mempengaruhi perasaan dan ada pula perasaan yang menimbulkan gerakan tubuh. Kenyataan tersebut banyak kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan kita dapat mengira-irakan apa yang dirasakan orang lain dengan memperhatikan gerakan-gerakannya secara visual, misalnya, dari gerak matanya, lirik matanya, dan sebagainya.
 Dengan memperhatikan kerut keningnya, gerak mulutnya, kita dapat mengetahui apakah orang itu sedang marah atau sedang suka, atau jemu. Banyak perasaan yang timbul bersamaan dengan peristiwa tubuh. Tertawa, membentak-bentak, mengepalkan tangan, tidak lain adalah gerakan yang menyertai perasaan. Tari-tarian, senam irama adalah gerakan untuk mengungkapkan perasaan.
Tanggapan-tanggapan tubuh terhadap perasaan dapat berwujud: mimik, gerakan roman muka.
-          Pantomimik, gerakan-gerakan anggota badan, bahasa orang bisu tuli, terdiri dari gerakan-gerakan yang termasuk mimik dan pantomimik.
-          Gerakan pada tubuh, seperti denyut jantung bertambah cepat dari biasanya, muka menjadi pucat dan sebagainya.

C.    DASAR-DASAR POKOK DARI EMOSI
Tindakan manusia dipengaruhi oleh dorongan dan tekanan-tekanan emosional maupun oleh hasil berpikir dan pertimbangan yang objektif.
Ada tiga dasar pokok dari emosi, yaitu :
·         Aspek pengalaman batiniah
·         Aspek tingkah laku yang tampak
·         Perubahan-perubahan fisiologis secara internal

Istilah emosi kurang lebih dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang muncul dari organisme manusia. Emosi adalah suatu pengalaman yang sadar yang mempengaruhi kegiatan jasmani, yang menghasilkan penginderaan-penginderaan organis dan kinestetis dan ekspresi yang menampak, serta dorongan-dorongan dan suasana perasaan yang kuat.
Emosi tidak sama dengan dorongan atau kehendak ataupun motif. Tetapi terdapat suatu hubungan sebab akibat antara emosi dengan hal tersebut. Fungsi suatu emosi meliputi perubahan fisiologis, tingkah laku yang menampak, perasaan-perasaan dan tekanan-tekanan.
Beberapa perasaan sudah dialami sejak masa awal bayi. Karena anak mereaksi secara emosional, anak tersebut memperoleh beberapa pengertian tentang tingkah lakunya sendiri dan tingkah laku orang lain mengenai dirinya. Juga sebelum ia dapat mengalami suatu reaksi emosional, mula-mula ia harus sudah mengembangkan kemampuan untuk mengenal suatu perangsang sebagai penyebab timbulnya emosi.
Apabila otak yang disebut “cortical areas” sudah cukup berkembang, anak mengordinasikan pola-pola tingkah lakunya melalui larangan-larangan, peraturan-peraturan dan kontrol yang langsung terhadap perbuatan-perbuatannya dengan proses-proses mentalnya. Karena itu melalui pengalaman-pengalaman di masa-masa permulaan hidupnya, pola-pola emosi dibentuk atau diubah.

0 komentar:

Posting Komentar