A. GANGGUAN
PERASAAN
Orang-
orang yang normal perasaannya bergerak diantara senang dan tidak senang.
Perasaan
sangat dipengaruhi oleh keadaan luar seperti pengalaman hidup yang yang pahit,
keadaan sosial ekonomi yang buruk, dsb. Sebaliknya hidup dibentuk oleh
perasaan. Jadi ada hubungan timbal balik antara perasaan dan pengalaman hidup.
Macam-macam
gangguan perasaan :
a)
Melancholia
atau depresi
Perasaan ini mempunyai ciri
negatif, misalnya selalu murung, muram, susah, melihat dunia luar dengan
kegelapan. Kejadian-kejadian di luar yang menggembirakan tidak membawa
perubahan apa-apa pada perasaannya. Perasaan melancholia kerap kali bersumber
pada perasaan takut dan tidak tahu jalan keluarnya. Karena itu besar kemungkinannya
perasaan melancholia berakibat adanya peristiwa bunuh diri.
b)
Maniso
Orang yang menderita maniso
mempunyai ciri-ciri terlalu lincah dan seolah-olah tidak pernah mengenal
kesulitan. Jalan pikiran penderita maniso kabur dan terputus-putus. Pengalaman
hidup yang pahit/pedih menimbulkan reaksi semacam, dan dipandang sebagai cara
melindungi diri dari peristiwa-pwristiwa yang tidak menyenangkan. Dia
tertawa-tawa, tetapi tertawanya hambar dan kadang-kadang sinis.
c)
Apathesia
Penderita hampir-hampir atau sama
sekalitidak menunjukkan perasaannya. Perasaannya sudah tumpul sama sekali.
Penderita tidak peduli terhadap keadaan-keadaan di luar, apakah keadaan itu
menyenangkan atau menyedihkan, tetap tidak akan menggerakkan pada jiwanya. Penderita
semacam ini biasanya acuh tak acuh terhadap semua situasi yang terjadi di
sekitarnya.
B. HUBUNGAN
PERASAAN DENGAN JASMANI
Di
awal telah dikatakan bahwa gejala perasaan tidak berdiri sendiri, melainkan
bersangkut paut dengan gejala-gejala jiwa yang lain bahkan perasaan dengan
keadaan tubuh ini memang tidak dapat disangsikan.
Contoh
:
Kalau
ada orang bercakap-cakap biasanya disertai dengan gerakan tangan. Gerakan ini
tidak lain dari ungkapan perasaan untuk memperjelas apa yang dikatakannya.
Dari
contoh di atas jelaslah bahwa ada hubungan antara gejala emosi dengan keadaan
tubuh. Hubungan ini tidak hanya merupakan pengaruh searah, melainkan
benar-benar ada hubungan timbal balik.
Keadaan
tubuh dapat mempengaruhi perasaan dan ada pula perasaan yang menimbulkan
gerakan tubuh. Kenyataan tersebut banyak kita lihat dalam kehidupan
sehari-hari. Kebanyakan kita dapat mengira-irakan apa yang dirasakan orang lain
dengan memperhatikan gerakan-gerakannya secara visual, misalnya, dari gerak
matanya, lirik matanya, dan sebagainya.
Dengan memperhatikan kerut keningnya, gerak
mulutnya, kita dapat mengetahui apakah orang itu sedang marah atau sedang suka,
atau jemu. Banyak perasaan yang timbul bersamaan dengan peristiwa tubuh.
Tertawa, membentak-bentak, mengepalkan tangan, tidak lain adalah gerakan yang
menyertai perasaan. Tari-tarian, senam irama adalah gerakan untuk mengungkapkan
perasaan.
Tanggapan-tanggapan
tubuh terhadap perasaan dapat berwujud: mimik, gerakan roman muka.
-
Pantomimik,
gerakan-gerakan anggota badan, bahasa orang bisu tuli, terdiri dari
gerakan-gerakan yang termasuk mimik dan pantomimik.
-
Gerakan
pada tubuh, seperti denyut jantung bertambah cepat dari biasanya, muka menjadi
pucat dan sebagainya.
C. DASAR-DASAR
POKOK DARI EMOSI
Tindakan
manusia dipengaruhi oleh dorongan dan tekanan-tekanan emosional maupun oleh
hasil berpikir dan pertimbangan yang objektif.
Ada
tiga dasar pokok dari emosi, yaitu :
·
Aspek
pengalaman batiniah
·
Aspek
tingkah laku yang tampak
·
Perubahan-perubahan
fisiologis secara internal
Istilah emosi
kurang lebih dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang muncul dari organisme
manusia. Emosi adalah suatu pengalaman yang sadar yang mempengaruhi kegiatan
jasmani, yang menghasilkan penginderaan-penginderaan organis dan kinestetis dan
ekspresi yang menampak, serta dorongan-dorongan dan suasana perasaan yang kuat.
Emosi tidak sama
dengan dorongan atau kehendak ataupun motif. Tetapi terdapat suatu hubungan
sebab akibat antara emosi dengan hal tersebut. Fungsi suatu emosi meliputi
perubahan fisiologis, tingkah laku yang menampak, perasaan-perasaan dan
tekanan-tekanan.
Beberapa
perasaan sudah dialami sejak masa awal bayi. Karena anak mereaksi secara
emosional, anak tersebut memperoleh beberapa pengertian tentang tingkah lakunya
sendiri dan tingkah laku orang lain mengenai dirinya. Juga sebelum ia dapat
mengalami suatu reaksi emosional, mula-mula ia harus sudah mengembangkan
kemampuan untuk mengenal suatu perangsang sebagai penyebab timbulnya emosi.
Apabila otak
yang disebut “cortical areas” sudah cukup berkembang, anak mengordinasikan
pola-pola tingkah lakunya melalui larangan-larangan, peraturan-peraturan dan
kontrol yang langsung terhadap perbuatan-perbuatannya dengan proses-proses
mentalnya. Karena itu melalui pengalaman-pengalaman di masa-masa permulaan
hidupnya, pola-pola emosi dibentuk atau diubah.
0 komentar:
Posting Komentar