1.
Tropisme
Adalah
peristiwa yang menyebabkan timbulnya gerak suatu arah tertentu. Tropisme
terjadi apabila mendapat perangsang dari luar semata-mata. Tropisme dapat
dibedakan menurut jenis perangsangnya, antara lain:
a.
Foto-tropisme (fotos = cahaya).
Yaitu
tropisme yang timbul karena adanya perangsang cahaya . Menurut arah geraknya
dapat dibedakan atas:
·
Foto-tropisme positif yaitu gerak mengarah cahaya.
Misalnya laron menyongsong sinar.
·
Foto-tropisme negatif yaitu bergerak menghindari
perangsang cahaya. Misalnya ikan laut.
b.
Helio-tropisme (helios = matahari).
Yaitu
tropisme yang timbul karena adanya perangsang matahari. Menurut arah geraknya
dapat dibedakan:
·
Helio-tropisme positif yaitu bergerak mengarah matahari.
Misalnya bunga matahari.
·
Helio-tropisme negatif yaitu bergerak menghindari
matahari. Misalnya kelelawar.
2. Refleks
Adalah gerak-reaksi yang tidak disadari terhadap
perangsang. Refleks ini berhubungan gejala konasi yang rendah
tingkatannya, maka refleks hanya boleh dikatakan gerak refleks bukan perbuatan
refleks.
a.
Ciri-ciri refleks
ü Terdapat hubungan
erat antara perangsang dan reaksi, yaitu reaksi terhadap perangsang itu.
ü Berlangsung di luar
kesadaran (tidak disadari).
ü Bersifat mekanis
(bergerak dengan sendirinya) dan tidak mempunyai tujuan tertentu.
ü Sangat terikat oleh
perangsang tertentu.
ü Tidak berhubungan
dengan pusat susunan urat syaraf dan
bertalian dengan susunan syaraf, yakni sumsum tulang belakang.
ü Merupakan cara bertindak tertentu yang dibawa
sejak lahir.
b.
Proses terjadinya gerak
refleks.
Proses
terjadinya gerak refleks: perangsang pancaindra –sel-sel syaraf sensoris—urat
syaraf motoris—reaksi.
c.
Macam-macam refleks
1. Refleks Bawaan
Yakni
refleks yang dibawa sejak lahir. Disebut pula refleks asli atau refleks sewajarnya yang
berfungsi menjamin hidupnya makhluk yang baru lahir yang harus menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Refleks berguna untuk menghindarkan hal-hal yang
tidak menyenangkan, misalnya: gemetar karena lapar. Refleks semacam ini tidak
terbatas pada bayi yang baru lahir atau anak-anak, pada orang dewasa pun
terdapat pula.
2. Releks
Latihan
Yakni
refleks yang diperoleh dari pengalaman. Misalnya: kecakapan mengendarai sepeda.
Refleks ini tidak tergantung dari adanya perangsang, melainkan terbentuk karena
pengalaman.
3. Refleks
Bersyarat (condioned-refleks)
Refleks
ini tidak tergantung pada perangsang alam yang asli, tapi timbul karena
rangsang lain yang berasosiasi dengan rangsang alam tersebut. Agar timbul
assosiasi dengan perangsang alam perlu adanya suatu perantara yang disebut
syarat. Hal-hal yang dapat menimbulkan assosiasi hingga terjadi
suatu refleks disebut syarat atau kondisi.
Contoh: Orang yang
sedang merasa haus, melihat buah asam air liurnya terus keluar. Buah asam
yang disebut-sebut dalam cerita tersebut bukan perangsang alam, tetapi hanya
merupakan syarat atau kondisi timbulnya refleks, yakni keluarnya air liur.
Proses assosiasi antara kata-kata asam dan buah asam adalah refleks bersyarat.
Pandangan
tentang refleks ini berdasarkan percobaan Pavlov (sarjana psikologi Rusia) yang
objek penyelidikannya adalah anjing. Aliran psikologi yang bertalian dengan
refleks bersyarat ini disebut refleksologi.
3. Instink
Dorongan-dorongan
nafsu dan dorongan lain. Instink terdapat pada manusia dan hewan, namun fungsi
peranannya tidak sama.
a.
Ciri-ciri instink
o
Instink lebih majemuk dari refleks. Gerak-gerak
instinktif lebih komplek daripada gerak-gerak refleks.
o
Instink merupakan kemampuan untuk bergerak kepada suatu
tujuan dengan tidak memerlukan latihan terlebih dahulu.
o
Merupakan pembawan dan kemampuan alami yang dibawa sejak
lahir.
o
Bergerak secara mekanis (berjalan dengan sendirinya).
o
Sedikit banyak dapat dilatih atau dirubah sesuai dengan
keadaan-keadaan baru.
o
Berakar pada dorongan nafsu dan dorongan-dorongan lain
untuk mendapatkan pemuasan.
o
Gerak instink pada hewan sejak lahir tetap, tidak
berubah, sedang pada manusia berubah.
b.
Macam-macam instink.
Pada
garis besarnya dorongan instink dapat digolongkan menjadi:
1.
Dorongan instink mempertahankan diri, meliputi:
ü Instink makan
ü Instink bernafas
ü Instink bermain
ü Instink melindungi
diri
ü Instink takut
ü Instink istirahat
2.
Dorongan
instink mempertahankan jenis, meliputi:
ü Instink membela
diri
ü Instink sexual
ü Instink sosial
ü Instink minta
tolong
ü Instink melindungi
ü Instink memelihara
3.
Dorongan instink mengembangkan diri, meliputi:
ü Instink belajar
ü Instink menyelidiki
ü Instink ingin tahu
c.
Perbedaan instink pada manusia dan hewan.
·
Instink pada hewan
Hiupnya
hanya dikuasai oleh dorongan nafsu semata, cara-cara mencapai tujuan yang
menjadi kebutuhannya tidak pernah meningkat/instink binatang tidak dapat
meningkatkan dan mempertinggi kecakapannya, sukar menyesuaikan diri dengan
keadaan yang serba berubah.
·
Instink pada manusia
Tidak
hanya dikuasai oleh instink semata tetapi manusia mempunyai daya pikir,
perasaan, pertimbangan-pertimbangan, lebih lagi manusia mempunyai kepribadian
dan kebudayaan serta cita-cita.
4. Automatisme
Gejala-gejala yang menimbulkan gerak-gerak yang
terselenggara dengan sendirinya. Automatisme terbagi menjadi:
à Automatisme asli
Yaitu
gerak automatis yang tidak digerakkan oleh gejala hasrat, misalnya: gerak
jantung, paru-paru.
à Automatisme latihan
Yaitu
gerak-gerak yang berjalan secara automatis karena seringnya gerak-gerak itu
diulang, misalnya: berjalan, bersepeda.
5. Kebiasaan
Yaitu gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan
seolah-olah berjalan dengan sendirinya.
Perbedaan antara kebiasaan dengan automatisme:
üKebiasaan : dipengaruhi oleh kerja pikir, didahului oleh
pertimbangan dan perencanaan, lancarnya perbuatan dikarenakan perbuatan
tersebut banyak sekali diulang.
üAutomatisme: sebelumnya tidak didahului oleh pekerjaan
pikir atau karena banyak diulang/dilatih pertaliannya.
6. Nafsu
Yaitu
dorongan yang terdapat pada tiap-tiap manusia dan memberi kekuatan bertindak
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang tertentu. Nafsu ada pertaliannya
dengan instink namun tampak keluarnya tidak sama. Nafsu tampak keluar dalam
berbagai bentuk dan cara.
a) Macam-macam nafsu
o
Nafsu individual (perseorangan), misalnya: nafsu makan,
berkuasa.
o
Nafsu sosial (kemasyarakatan), misalnya: nafsu mencari
ilmu,nafsu meniru.
b) Hubungan nafsu
dengan perasaan
Perasaan
yang hebat dapat menimbulkan bergeraknya suatu nafsu dan sebaliknya nafsu
kadang-kadang dapat menimbulkan perasaan yang hebat, ada kalanya kemampuan
berfikir dikesampingkan.
c) Nafsu dan
pendidikan
Nafsu
terdapat pada tiap-tiap orang walaupun berbeda macam dan
tingkatannya.Kebiasaan-kebiasaan yang baik/positif dan pengaruh-pengaruh
positif pendidikan yang sudah tertanam dalam jiwa seseorang dapat mempengaruhi
nafsu dan pertanyaan-pertanyaan nafsu. Dengan jalan demikian nafsu dapat
diperhalus.
7. Keinginan
Yaitu nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan
tertentu. Misalnya: nafsu makan menimbulkan keinginan untuk makan sesuatu.
Lawan dari keinginan adalah keseganan.
8. Kecenderungan
(tendency)
Yaitu
keinginan-keinginan yang sering muncul atau timbul kecenderungan sama dengan
kecondongan. Kecenderungan dapat menimbulkan dasar kegemaran terhadap sesuatu.
Kecenderungan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan:
a. Kecenderungan vital
(hayat), misalnya: lahap, gemar makan dan sebagainya.
b. Kecenderungan
perseorangan, menimbulkan sifat-sifat loba, tamak, kikir, egoistis.
c. Kecenderungan abstrak,
yang positif misalnya: taat pada Tuhan,
jujur, bertanggung jawab dan sebagainya. Yang negatif misalnya: dusta, lancang
dan sebagainya.
9. Hawa nafsu
Yaitu kecenderungan atau keinginan yang sangat kuat dan
mendesak yang sedikit banyak mempengaruhi jiwa seseorang. Di samping itu hawa
nafsu dicirikan dengan:
a. Perasaan sangat
terpengaruh dan daya berpikir dapat dilumpuhkan.
b. Biasanya hawa nafsu
disertai timbulnya kekuatan-kekuatan yang hebat
Akibat timbulnya hawa nafsu tersebut hidup jasmani dan
rohani menjadi kacau dan terganggu. Hawa nafsu yang banyak muncul antara lain:
judi, nonton, minuman keras dan sebagainya
0 komentar:
Posting Komentar