Konsep Dalam Berpikir
Seperti
yang telah dipaparkan
di depan mengenai proses berpikir, di dalam berpikir terdapat sebuah konsep yang
menggunakan simbol-simbol atau gambaran-gambaran, kata-kata,
pengertian-pengertian yang
ada dalam ingatan khususnya ingatan yang berkaitan dengan long term memory.
Pengertian atau konsep merupakan konstruksi kejadian, misalnya pengertian
manusia, marah, segi tiga belajar, dan sebagainya. Dengan kemampuan manusia dalam membentuk konsep atau
pengertian memungkinkan manusia untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan. Yang merah dan yang bukan merah,
manusia dan bukan manusia,
dan lain
lain. Karena
itu konsep atau pengertian merupakan alat yang baik atau yang cepat untuk berpikir
atau problem solving. Dalam pengertian atau konsep didapati beberapa macam konsep yaitu:
1.
Konsep
atau pengertian yang sederhana.
2.
Konsep
yang komplek.
Pengertian
sederhana adalah
pengertian yang dibatasi oleh ciri-ciri atau atribut tunggal misalnya merah. Sedangkan pengertian yang komplek adalah pengertian
yang dibatasi oleh ciri yang tidak tunggal.
Di samping itu ada yang disebut
dengan konsep konjungtif,
konsep ini merupakan konsep yang dibatasi
adanya kaitan (joint) dua atau lebih sifat atau ciri yang membentuk konsep
tersebut. misalnya zebra merupakan binatang menyusui seperti kuda, tetapi
loreng. Konsep disjungtif merupakan konsep yang dibatasi dengan tiap ciri atau
sifat yang membawa obyek dalam kelas dari konsep. Misalnya transport,bisa berarti kuda, truk, becak dan sebagainya. Ada juga konsep relational,
yaitu konsep yang
mempunyai pengertian yang mempunyai kaitan dengan pengertian yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya lebih besar dari, lebih berat dari, lebih kurang dari dan sebagainya.
D.
Problem Solving
Apa
yang dimaksud dengan problem?
Problem solving ini timbul apabila ada perbedaan atau konflik antara keadaan yang satu dengan yang lainnya dalam rangka untuk
mencapai tujuan. Atau juga sering dikemukakan apabila ada kesenjangan antara yang satu dengan yang lainnya. Contoh: di muka telah digambarkan adanya
problem yang harus dipecahkan oleh seorang mahasiswa yang mendapatkan tugas
dari dosennya.
Mahasiswa yang mendapat problem itu akan berpikir untuk mencari pemecahannya. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa dalam problem solving itu adalah directed,
yaitu mencari pemecahan dan dipicu untuk mencapai pemecahnya tersebut. Dalam
mencari pemecahan terhadap problem solving ada kaidah atau aturan (rules) yang
akan membawa seseorang kepada pemecahan masalah tersebut. aturan ini akan
memberikan petunjuk untuk memecahkan masalah.
Banyak
aturan atau kaidah dalam memecahkan masalah. Ada dua hal yang pokok yaitu
aturan atau kaidah alogaritma dan horistik.
1.
Alogaritma
merupakan suatu perangkat aturan, dan apabila aturan ini diikuti dengan benar,
maka akan ada jaminan adanya pemecahan terhadap masalahnya. Misalnya: Apabila
seseorang harus mengalikan dua bilangan, maka apabila orang yang bersangkutan
mengikuti aturan dalam hal perkalian dengan benar akan ada jaminan orang
tersebut memperoleh hasil pemecahan
Horistik, yaitu masalah dianalisis atau dipecah-pecah menjadi masalah-masalah
yang lebih kecil. Dalam rangka pemecahan masalah itu apabila
diamati, akan terdapat adanya perbedaan dalam langkah-langkah yang diambil dari
individu satu dengan individu yang lainnya yang dipengaruhi oleh pengalaman pribadi.
:)
BalasHapus