Laman

Jumat, 19 Oktober 2012

Konsep Berfikir dan Problem Solving


Konsep Dalam Berpikir
Seperti yang telah dipaparkan di depan  mengenai proses berpikir, di dalam berpikir terdapat sebuah konsep yang menggunakan simbol-simbol atau gambaran-gambaran, kata-kata, pengertian-pengertian yang ada dalam ingatan khususnya ingatan yang berkaitan dengan long term memory. Pengertian atau konsep merupakan konstruksi kejadian, misalnya pengertian manusia, marah, segi tiga belajar, dan sebagainya. Dengan kemampuan manusia dalam membentuk konsep atau pengertian memungkinkan manusia untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan. Yang merah dan yang bukan merah, manusia dan bukan manusia, dan lain lain. Karena itu konsep atau pengertian merupakan alat yang baik atau yang cepat untuk berpikir atau problem solving. Dalam pengertian atau konsep didapati beberapa macam konsep yaitu:

             1.          Konsep atau pengertian  yang sederhana.
             2.          Konsep yang komplek.
Pengertian sederhana adalah pengertian yang dibatasi oleh ciri-ciri atau atribut tunggal misalnya merah. Sedangkan pengertian yang komplek adalah pengertian yang dibatasi oleh ciri yang tidak tunggal.
Di samping itu ada yang disebut dengan konsep konjungtif, konsep ini merupakan konsep yang dibatasi adanya kaitan (joint) dua atau lebih sifat atau ciri yang membentuk konsep tersebut. misalnya zebra merupakan binatang menyusui seperti kuda, tetapi loreng. Konsep disjungtif merupakan konsep yang dibatasi dengan tiap ciri atau sifat yang membawa obyek dalam kelas dari konsep. Misalnya transport,bisa berarti  kuda, truk, becak dan sebagainya. Ada juga konsep relational, yaitu konsep yang mempunyai pengertian yang mempunyai kaitan dengan pengertian yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya lebih besar dari, lebih berat dari, lebih kurang dari dan sebagainya.

D. Problem Solving
Apa yang dimaksud dengan problem? Problem solving ini timbul apabila ada perbedaan atau konflik antara keadaan yang satu dengan yang lainnya dalam rangka untuk mencapai tujuan. Atau juga sering dikemukakan apabila ada kesenjangan antara yang  satu dengan yang lainnya. Contoh: di muka telah digambarkan adanya problem yang harus dipecahkan oleh seorang mahasiswa yang mendapatkan tugas dari dosennya. Mahasiswa yang mendapat problem itu akan berpikir untuk mencari pemecahannya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam problem solving itu adalah directed, yaitu mencari pemecahan dan dipicu untuk mencapai pemecahnya tersebut. Dalam mencari pemecahan terhadap problem solving ada kaidah atau aturan (rules) yang akan membawa seseorang kepada pemecahan masalah tersebut. aturan ini akan memberikan petunjuk untuk memecahkan masalah.
Banyak aturan atau kaidah dalam memecahkan masalah. Ada dua hal yang pokok yaitu aturan atau kaidah alogaritma dan horistik.
      1.            Alogaritma merupakan suatu perangkat aturan, dan apabila aturan ini diikuti dengan benar, maka akan ada jaminan adanya pemecahan terhadap masalahnya. Misalnya: Apabila seseorang harus mengalikan dua bilangan, maka apabila orang yang bersangkutan mengikuti aturan dalam hal perkalian dengan benar akan ada jaminan orang tersebut memperoleh hasil pemecahan
Horistik, yaitu masalah dianalisis atau dipecah-pecah menjadi masalah-masalah yang lebih kecil. Dalam rangka pemecahan masalah itu apabila diamati, akan terdapat adanya perbedaan dalam langkah-langkah yang diambil dari individu satu dengan individu yang lainnya yang dipengaruhi oleh pengalaman pribadi.

1 komentar: