Laman

Jumat, 19 Oktober 2012

SOLUSI PLURARISME


   SOLUSI
Agama turun bukan di ruang hampa,melainkan untuk menjadi pegangan bagi setiap penganutnya. Penganut agam sebagai manusia tentu sarat dengan konteks,baik konteks waktu,konteks tempat,konteks masalah,konteks tuntutan dan sejenisnya. Konsekuensi agama pun penuh dengan konteks,penuh dengan historisitas, seseuai dengan konteks umat penerima agama,baik gari sisi ajaran maupun sarana atau cara untuk menyampaikan ajaran agama tersebut. Jadi, isi atau cara  menyampaikan ajaran agama sangat tergantung  pada konteks penganut agama tersebut.
            Pengaruh historisitas maupun konteks penganut agama sangatlah besar. Hal ini terjadi di tanah Arab. Hal ini dapat dibuktikan seluruh isi Al-Qur’an dan Al-Hadits merupakan jawaban atas persoalan-persoalan masyarakat Arab di masa itu.Boleh jadi ajaran Islam tidaklah seperti yang kita kenal sekarang kalau Nabi Muhammad SAW tidak hidup di tanah Arab.
            Selain itu pengaruh historisitas atau konteks penganut juga terjadi dimasa sekarang.yaitu ketika dituntut masalah perbedaan agama dan tuntutan terwujudnya integrasi nasional. Sehingga timbulah pemikiran-pemikiran untuk mengembangkan pluralism agama. Bagaimanapun juga dibalik segala iming-imingan yang menjanjikan dari paham tersebut ternyata di dalam pelaksanaannya terdapat berbagai kelemahan maupun kesalahannya. Hal ini tentunya berakibat pada pendangkalan iman dan kerancuan.
            Oleh karena itu dalam menyikapi perbedaan yang ada serta dalam upaya mewujudkan masyarakat lintas agama yang rukun dan damai,adalah dengan melakukan dialog antar pemeluk agama secara terus menerus. Dengan cara ini ajaran dai masing-masing agama akan didengar dan bersumber dari pemeluk yang bersangkutan,bukan menurut pandangan orang lain.Dapat disebut misi Smith mendirikan Islamic studies di McGill Montreal,Kanada adalah untuk tujuan ini.Yakni agar ada media bagi masing-masing pemeluk agama untuk berdialog dengan pemeluk agama lain.Sebab salah satu masalah timbulnya ketegangan dan konflik antar pemeluk agam adalah Karena terjadi mis atau salah paham antar pemeluk agama. Boleh jadi mis terjadi karena kurang paham, atau boleh jadi disengaja oleh pihak tertentu dan untuk tujuan tertentu.
            Cara lain adalah dengan menulis buku, artikel dan sejenisnya.Sebab dengan menulis tulisan ini apada hakekatnya kita sedang melakuan dialog. Karena itu semaki banyak buku yang membahas tentang masalah pluralitas, maka semakin banyak pula kesempatan bagi kta untuk melakukan dialog dengan umat agama yang lain,sehingga dengan itu akan memberikan pencerahan bagi penganut agama tertentu terhadapa agama yang lain.
            Perlu dicantumkan bahwa di dalam Al-Qur’an,ada 3 sikap terhadap non muslim,yaitu:
1.      Positif, kita sebagai umat islam harus bersikap positif dan juda memandang umat agama lain juga secara positif,hal ini sangat menekankan pada toleransi agama dan juga saling tolong menolong
2.      Netral, yaitu sebagai umat Islam kita harus memandang sama antar umat beragama,dalam ruang lingkup asas kemanusiaan. Selain itu kita kita tidak boleh menjadi orang yang menyombongkan diri dan berlaku tidak adil.
3.      Negative, yaitu sebagai umat islam kita harus tegas untuk menolak segala hal yang bertentangan dengan akidah agama, walaupun itu adalah hal yang baik menurut umat agama yang lain. Selain itu umat Islam juga harus tegas dalam menyikapi kezhaliman yang dilakukan umat agama lain.
Dalam upaya memberikan pemahaman agama perlu  pengkajian dan kesadaran akan adanya tingkatan atau level-level dalam agama, yakni level teologi.level norma,level prinsip dasar (core values), level penafsiran / hasil ijtihad (interpretation) dan level manifestasi (praktek) yang sangat terikat dengan budaya (cultural manifestation)

0 komentar:

Posting Komentar